Membicarkan Sahara, image apa yang kalian bayangkan? Sejak abad 19, prospek untuk membuat lautan di gurun Sahara sudah naik ke permukaan. Yep, terdengar seperti khayalan tingkat tinggi karena seperti yang kita tahu, Sahara adalah gurun pasir terbesar di dunia. And boy sure it is huge.
Dengan luas 9 juta km², sebagai perbandingan, hampir sama dengan luas keseluruhan USA. Saking luasnya, beberapa negara memiliki bagian dari gurun ini, yaitu Algeria, Chad, Egypt, Libya, Mali, Mauritania, Niger, Western Sahara, Sudan dan Tunisia.
Tapi yang tidak diketahui banyak orang adalah, sekitar 41.000 tahun sekali, Sahara berubah menjadi padang rumput. Hold on a second, how is that possible? Semua karena perubahan poros rotasi Bumi. Dan dalam waktu 15.000 tahun dari sekarang, Sahara akan menjadi padang rumput sekali lagi.
Apakah manusia bisa melihat itu terjadi? Not by a long shot. Peradaban baru ada sekitar 5000 tahun dan lihat apa yang sekarang kita lakukan. Kerusakan, oke. Tapi prospek meninggalkan Bumi sudah menjadi prioritas ketimbang terus mempertahankan hidup di planet ini.
Nah, dengan limitasi waktu bagi manusia, gagasan untuk mempercepat Sahara menjadi padang rumput, atau setidaknya cukup bagi manusia untuk hidup disana, ambil contoh bagaimana Dubai berubah dari gurun ke metropolitan dalam waktu 50 tahun, lead a sustainable life sudah muncul sejak lama.
Siapa yang pernah mendengar nama Jules Verne? Mungkin hanya sedikit, tapi dia adalah penulis dari Journey to the Center of the Earth -filmnya jelek, by the way-, 80 Days around the World, dan Twenty Thousand Leagues Under the Sea yang terkenal berkat pop culture.
Dalam Invasion of the Sea, gempa berkekuatan besar membuat air laut menggenangi Sahara. Which is scientifically wrong, that huge of an earthquake would wiped out humanity. Nah, bukan tidak mungkin Verne terinspirasi dari dua tokoh nyata yang juga dekat dengan topik ini.
Di 1877, Donald Mackenzie merencanakan untuk membuat saluran buatan dari Atlantik ke El Djouf basin di area yang sekarang menjadi bagian dari Mauritania dan Mali. Ide ini hanya berakhir di atas kertas. Ide selanjutnya dengan konsep sama dihadirkan Francois Roudaire dan Ferdinand de Lesseps.
Area yang mereka sarankan adalah Chott el Fejej di Tunisia. Bedanya mereka merencanakan menggali terusan dari laut Mediterania. Dua tempat ini dipilih karena ketinggian mereka berada dibawah permukaan laut.
Nah, seringkali, megaproyek seperti ini akan membawa efek yang jelek. Saharan Sea Project bukan pengecualian. Membawa air laut sebanyak itu ke daratan akan membuat masalah baru; alih-alih padang rumput, atau danau seperti Laut Kaspia, yang akan mereka dapatkan adalah rawa yang jelas akan mudah menyebarkan penyakit.
Tapi setelah kegagalan dua proyek awal, masih ada rencana lanjutan untuk ini. Kali ini datang di 1910 lewat profesor Edmund Etchegoyen. Efek yang dia kemukakan adalah lautan di Sahara akan membuat iklim di utara, dengan kata lain Eropa akan meningkat. Karena tidak didukung penelitian yang jelas, gagal lagi.
Selain itu sebagian besar Sahara ada diatas permukaan laut, akan banyak pulau-pulau kecil seperti Skandinavia alih-alih laut seluas Mediterania. Selanjutnya, ada Operation Plowshare yang merencanakan membuat laut di Sahara dengan cara brutal. Explosive, and by any means, literally.
Rencananya adalah meledakkan 213 bom atom untuk membuat area cukup lapang untuk menampung air. Bayangkan saja meledakkan bom atom di area seluas USA, efek jangka pendek dan jangka panjangnya saja sudah rugi.
Meski begitu bukan berarti Saharan Sea Project sepenuhnya ditolak sebelum dipertimbangkan. Alasan utamanya adalah Salton Sea. Ini adalah danau terbesar di California, dan sepenuhnya buatan manusia. Di 1905, engineers mengalihkan sebagian air dari sungai Colorado dan berhasil membuat danau buatan.
Di abad 21, Saharan Sea Project kembali naik ke permukaan. Lokasi yang dipilih adalah Chott el Jerid di Tunisia. Lokasi seluas 6000 km² diproyeksikan untuk laut artifisial. Memang tidak seluas yang dibayangkan 100 tahun sebelumnya, tapi saat ini kita bisa mengatasi masalah yang ada 100 tahun lalu.
Dengan teknologi sekarang, dan sedikit ramal-meramal maka proyek ini sampai disetujui oleh pemerintah Tunisia. Mempertimbangkan faktor ekonomi dan prospek jangka panjangnya, megaproyek Sea in the Desert bisa jadi akan segera dimulai. Mungkin di akhir abad 21 lautan di gurun Sahara sudah bisa ditemukan.
Well, sama seperti Saharan Sea Project, ada satu topik yang selalu jadi bola panas kalau melihat bagaimana satu cerita yang mirip. Dalam hal kesulitan maupun bisa atau tidaknya dijalankan; bagaimana mengganti image Keyakizaka46 tidak akan mudah.
Oh, aku sudah cukup sering membahas soal ini. Selalu berakhir sebagai diskusi alakadarnya saja tanpa ada titik terang -atau setidaknya yang mirip-mirip lah- tentang apakah hal itu bisa dilakukan. Beberapa sudah menyerah dan jadi casual fans untuk mereka, beberapa masih bertahan.
Tapi sampai kapan? Itu dia pertanyaannya. Memang di Kuroi Hitsuji perhatian untuk Keyaki meningkat lagi, paling drastis sejak awal 2018 yang penuh drama -yang berlanjut sampai akhir tahun- dalam artian positif. Ini sih tren yang bisa dikatakan cukup menggembirakan.
Memang masih terlalu cepat untuk mengatakan kalau 8th single ini adalah keberhasilan. Masih satu lagu yang muncul. Dan riak ketidakpuasan masih berupa gelombang besar, belum ada ketenangan. Disini sih aku melihat kalau fandom Keyaki memang masih sedikit labil.
Karena apa? Well, banyak yang awalnya masih mengutuk keputusan S&F tapi begitu MV-nya rilis langsung berbalik memuji. You know what I mean. For me, I’ve already warned about the possibilites before, the whole things just happened like that. So, just take it, no harm done. At least for me.
Tidak, beberapa masih tidak konsisten dengan bagaimana seharusnya menerima posisi center. Tapi bukan ini yang seharusnya jadi topik utama sih. Seharusnya adalah apakah kalau Keyaki mengganti image, baru banyak suara puas yang muncul?
Aku tidak bisa melihat itu terjadi. Image yang seperti inilah yang jadi forte mereka, sama seperti gunung pasir di Sahara. Kalaupun harus berubah, memberi laut artifisial butuh proses. Bukan sekedar memberi mereka lagu yang berbeda tapi dengan formasi yang sama.
Ya ya ya, selalu ada argumen untuk ini. Karena aku sendiri tidak melihat bagaimana 2nd & 3rd single Keyaki adalah “sesuatu yang berbeda” itu. Dan juga, prospek mereka akan merubah segalanya dalam waktu dekat sama mudahnya dengan mengatakan El Jerid akan menjadi laut dalam waktu duapuluh tahun.
Intinya adalah, aku mengatakan kalaupun image Keyaki dirubah sedemikian rupa, semuanya butuh waktu. Tidak dalam hitungan 9th single, 10th, 11th, tapi mungkin baru diatas 17th single. Kenapa harus 17th? Asal saja bilang begitu, toh hitungannya baru tiga tahun lagi.
Akhir kata, lebih baik mana, membuat image Keyaki berubah dengan cara Operation Plowshare atau dengan cara El Jerid? Share your thoughts.
All images and videos used is credited to it’s respective owners
Dengan luas 9 juta km², sebagai perbandingan, hampir sama dengan luas keseluruhan USA. Saking luasnya, beberapa negara memiliki bagian dari gurun ini, yaitu Algeria, Chad, Egypt, Libya, Mali, Mauritania, Niger, Western Sahara, Sudan dan Tunisia.
Tapi yang tidak diketahui banyak orang adalah, sekitar 41.000 tahun sekali, Sahara berubah menjadi padang rumput. Hold on a second, how is that possible? Semua karena perubahan poros rotasi Bumi. Dan dalam waktu 15.000 tahun dari sekarang, Sahara akan menjadi padang rumput sekali lagi.
Apakah manusia bisa melihat itu terjadi? Not by a long shot. Peradaban baru ada sekitar 5000 tahun dan lihat apa yang sekarang kita lakukan. Kerusakan, oke. Tapi prospek meninggalkan Bumi sudah menjadi prioritas ketimbang terus mempertahankan hidup di planet ini.
Nah, dengan limitasi waktu bagi manusia, gagasan untuk mempercepat Sahara menjadi padang rumput, atau setidaknya cukup bagi manusia untuk hidup disana, ambil contoh bagaimana Dubai berubah dari gurun ke metropolitan dalam waktu 50 tahun, lead a sustainable life sudah muncul sejak lama.
Siapa yang pernah mendengar nama Jules Verne? Mungkin hanya sedikit, tapi dia adalah penulis dari Journey to the Center of the Earth -filmnya jelek, by the way-, 80 Days around the World, dan Twenty Thousand Leagues Under the Sea yang terkenal berkat pop culture.
Dalam Invasion of the Sea, gempa berkekuatan besar membuat air laut menggenangi Sahara. Which is scientifically wrong, that huge of an earthquake would wiped out humanity. Nah, bukan tidak mungkin Verne terinspirasi dari dua tokoh nyata yang juga dekat dengan topik ini.
Di 1877, Donald Mackenzie merencanakan untuk membuat saluran buatan dari Atlantik ke El Djouf basin di area yang sekarang menjadi bagian dari Mauritania dan Mali. Ide ini hanya berakhir di atas kertas. Ide selanjutnya dengan konsep sama dihadirkan Francois Roudaire dan Ferdinand de Lesseps.
Area yang mereka sarankan adalah Chott el Fejej di Tunisia. Bedanya mereka merencanakan menggali terusan dari laut Mediterania. Dua tempat ini dipilih karena ketinggian mereka berada dibawah permukaan laut.
Nah, seringkali, megaproyek seperti ini akan membawa efek yang jelek. Saharan Sea Project bukan pengecualian. Membawa air laut sebanyak itu ke daratan akan membuat masalah baru; alih-alih padang rumput, atau danau seperti Laut Kaspia, yang akan mereka dapatkan adalah rawa yang jelas akan mudah menyebarkan penyakit.
Tapi setelah kegagalan dua proyek awal, masih ada rencana lanjutan untuk ini. Kali ini datang di 1910 lewat profesor Edmund Etchegoyen. Efek yang dia kemukakan adalah lautan di Sahara akan membuat iklim di utara, dengan kata lain Eropa akan meningkat. Karena tidak didukung penelitian yang jelas, gagal lagi.
Selain itu sebagian besar Sahara ada diatas permukaan laut, akan banyak pulau-pulau kecil seperti Skandinavia alih-alih laut seluas Mediterania. Selanjutnya, ada Operation Plowshare yang merencanakan membuat laut di Sahara dengan cara brutal. Explosive, and by any means, literally.
Rencananya adalah meledakkan 213 bom atom untuk membuat area cukup lapang untuk menampung air. Bayangkan saja meledakkan bom atom di area seluas USA, efek jangka pendek dan jangka panjangnya saja sudah rugi.
Meski begitu bukan berarti Saharan Sea Project sepenuhnya ditolak sebelum dipertimbangkan. Alasan utamanya adalah Salton Sea. Ini adalah danau terbesar di California, dan sepenuhnya buatan manusia. Di 1905, engineers mengalihkan sebagian air dari sungai Colorado dan berhasil membuat danau buatan.
Di abad 21, Saharan Sea Project kembali naik ke permukaan. Lokasi yang dipilih adalah Chott el Jerid di Tunisia. Lokasi seluas 6000 km² diproyeksikan untuk laut artifisial. Memang tidak seluas yang dibayangkan 100 tahun sebelumnya, tapi saat ini kita bisa mengatasi masalah yang ada 100 tahun lalu.
Dengan teknologi sekarang, dan sedikit ramal-meramal maka proyek ini sampai disetujui oleh pemerintah Tunisia. Mempertimbangkan faktor ekonomi dan prospek jangka panjangnya, megaproyek Sea in the Desert bisa jadi akan segera dimulai. Mungkin di akhir abad 21 lautan di gurun Sahara sudah bisa ditemukan.
Well, sama seperti Saharan Sea Project, ada satu topik yang selalu jadi bola panas kalau melihat bagaimana satu cerita yang mirip. Dalam hal kesulitan maupun bisa atau tidaknya dijalankan; bagaimana mengganti image Keyakizaka46 tidak akan mudah.
Oh, aku sudah cukup sering membahas soal ini. Selalu berakhir sebagai diskusi alakadarnya saja tanpa ada titik terang -atau setidaknya yang mirip-mirip lah- tentang apakah hal itu bisa dilakukan. Beberapa sudah menyerah dan jadi casual fans untuk mereka, beberapa masih bertahan.
Tapi sampai kapan? Itu dia pertanyaannya. Memang di Kuroi Hitsuji perhatian untuk Keyaki meningkat lagi, paling drastis sejak awal 2018 yang penuh drama -yang berlanjut sampai akhir tahun- dalam artian positif. Ini sih tren yang bisa dikatakan cukup menggembirakan.
Memang masih terlalu cepat untuk mengatakan kalau 8th single ini adalah keberhasilan. Masih satu lagu yang muncul. Dan riak ketidakpuasan masih berupa gelombang besar, belum ada ketenangan. Disini sih aku melihat kalau fandom Keyaki memang masih sedikit labil.
Karena apa? Well, banyak yang awalnya masih mengutuk keputusan S&F tapi begitu MV-nya rilis langsung berbalik memuji. You know what I mean. For me, I’ve already warned about the possibilites before, the whole things just happened like that. So, just take it, no harm done. At least for me.
Tidak, beberapa masih tidak konsisten dengan bagaimana seharusnya menerima posisi center. Tapi bukan ini yang seharusnya jadi topik utama sih. Seharusnya adalah apakah kalau Keyaki mengganti image, baru banyak suara puas yang muncul?
Aku tidak bisa melihat itu terjadi. Image yang seperti inilah yang jadi forte mereka, sama seperti gunung pasir di Sahara. Kalaupun harus berubah, memberi laut artifisial butuh proses. Bukan sekedar memberi mereka lagu yang berbeda tapi dengan formasi yang sama.
Ya ya ya, selalu ada argumen untuk ini. Karena aku sendiri tidak melihat bagaimana 2nd & 3rd single Keyaki adalah “sesuatu yang berbeda” itu. Dan juga, prospek mereka akan merubah segalanya dalam waktu dekat sama mudahnya dengan mengatakan El Jerid akan menjadi laut dalam waktu duapuluh tahun.
Intinya adalah, aku mengatakan kalaupun image Keyaki dirubah sedemikian rupa, semuanya butuh waktu. Tidak dalam hitungan 9th single, 10th, 11th, tapi mungkin baru diatas 17th single. Kenapa harus 17th? Asal saja bilang begitu, toh hitungannya baru tiga tahun lagi.
Akhir kata, lebih baik mana, membuat image Keyaki berubah dengan cara Operation Plowshare atau dengan cara El Jerid? Share your thoughts.
All images and videos used is credited to it’s respective owners
0 Response to "Laut di Gurun Sahara, dan kaitannya Keyakizaka46 Nogizaka46 !"
Posting Komentar